Perang Duumatul Jandal (Rabi'ul Awwal 5 H)
Kemudian Rasulullah SAW., pulang ke Madinah dan menetap selama
beberapa bulan hingga bulan Dzulhijjah berakhir. Ini adalah tahun
ke-empat sejak kedatangan Rasulullah di Madinah.
Setelah itu, Rasulullah berangkat untuk menyerang Duumatul Jandal.* Kemudian beliau kembali sebelum tiba di sana tanpa mendapat halangan apapun.
Perang Khandaq (Syawwal 5 H)
Perang Khandaq terjadi pada bulan Syawwal tahun kelima Hijriyah.
Sebab terjadinya perang Khandaq adalah orang-orang Yahudi di antara-nya
Sallam bin Abi al-Huqaiq an-Nadhari, Huyai bin Akhthab an-Nadhar,
Kinanah bin ar-Rabi' bin Abi al-Huqaiqq an-Nadhari, Haudzah bin Qais
al-Waili dan Abu Ammar al-Waili bersama sekelompok orang-orang dari Bani
an-Nadhir dan Bani Wail dan membentuk pasukan sekutu untuk melawan
Rasulullah. Mereka kaluar dari Madinah dan tiba di tempat orang-orang
Quraisy di Mekkah.
Mereka mengajak orang-orang Quraisy untuk memerangi Rasulullah.
Orang-orang Yahudi itu berkata, "Kami akan selalu bersama kalian untuk menghadapinya, hingga kita berhasil mengalahkannya."
Orang-orang Quraisy berkata, "Hai orang-orang Yahudi, sesungguhnya
kalian adalah ahli kitab yang perta-ma, dan mengetahui tentang perkara
yang kami perselisihkan dengan Muhammad. Manakah yang lebih baik antara
agama kami dan agama yang dibawanya.?"
Orang-orang Yahudi itu menjawab, "Agama kalian lebih baik dari agama
Muhammad dan kalian lebih benar daripada dia." Tentang orang-orang
Yahudi tersebut Allah SWT berfirman:
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi
bahagian dari Al-Kitab Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan
mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu
lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman. Mereka itulah orang
yang dikutuki Allah. Barangsiapa yang dikutuki Allah, niscaya kamu
sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya.” (an-Nisa’: 51-52)
Kemudian Allah SWT berfirman:
“Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia
yang Allah telah berikan kepadanya. Sesungguhnya Kami telah memberikan
Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan
kepadanya kerajaan yang besar. Maka di antara mereka (orang-orang yang
dengki itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara
mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) beriman kepadanya. Dan
cukuplah (bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala apinya.” (an-Nisa’: 54-55)
Yang dimaksud dengan karunia dalam ayat di atas adalah kenabian.
Ketika orang-orang Yahudi berkata seperti itu, orang-orang Quraisy
merasa senang dan bersemangat memenuhi ajakan mereka untuk meme-rangi
Rasulullah, kemudian kedua kekuatan tersebut bersatu dan menga-dakan
persiapan secukupnya.
Kemudian orang-orang Yahudi keluar dari Mekkah dan pergi ke
Ghathafan untuk mengajak penduduknya memerangi Rasulullah. Mereka
jelaskan kepada orang-orang Ghathafan bahwa mereka akan selalu bersama
orang-orang Ghathafan dan orang-orang Quraisy mendukung rencana ini.
Orang-orang Ghathafan sepakat dan bergabung dengan mereka.
Setelah itu, berangkatlah orang-orang Quraisy dipimpin Abu Sofyan
bin Harb, orang-orang Ghathafan dipimpin Uyainah bin Hishn dalam barisan
Bani Fazarah, al-Harits bin Auf bin Abi Haritsah al-Murry dalam barisan
Bani Murrah, Mis'ar bin Rukhailah dan orang-orang yang bersamanya dari
Bani Asyja.
Ketika Rasulullah mendengar rencana orang-orang musyrik dan
persatuan mereka, beliau memerintahkan untuk membuat parit di sekitar
Madinah. Beliau terjun langsung dalam pembuatan parit itu untuk
memotivasi kaum muslimin meraih pahala. Beliau bersama para sahabat
dengan penuh semangat menggalinya. Hanya orang-orang munafik sajalah
yang tidak bersungguh-sungguh. Mereka bekerja sebentar kemudian pulang
tanpa sepengetahuan dan izin Rasulullah. Ketika itu, jika salah seorang
dari kaum muslimin mempunyai kebutuhan mendesak yang tidak bisa
ditinggalkan, ia melapor dan meminta izin kepada beliau, hingga ia
diizinkan pulang dan memenuhi kebutuhannya. Setelah selesai menunaikan
hajatnya, ia segera kembali bergabung membuat parit karena ingin me-raih
kebaikan dan pahala di sisi Allah. Tentang mereka, Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah
dan RasulNya, dan apabila mereka berada bersama Rasu-lullah dalam suatu
urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasul)
sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang meminta izin kepadamu
(Muhammad) mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
RasulNya. Maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu
keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara
mereka, dan mohonkanlah ampun untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (an-Nur: 62)
Ayat di atas turun kepada kaum muslimin yang menyimpan pahala di
sisi Allah, taat kepada-Nya dan kepada rasul-Nya. Kemudian Allah SWT
menurunkan ayat tentang orang-orang munafik yang tidak
bersungguh-sungguh dalam bekerja dan pulang ke rumah mereka tanpa
meminta izin kepada Rasulullah:
“Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti
panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Se-sungguhnya
Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara
kamu dengan berlindung (kepada kawan-nya), maka hendaklah orang-orang
yang menyalahi perintahNya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab
yang pedih.” (an-Nur: 63)
Kemudian Allah SWT berfirman:
“Ketahuilah sesungguhnya kepunyaan Allah-lah apa yang di langit
dan di bumi. Sesungguhnya Dia mengetahui keadaan kamu (beri-mankah atau
munafik).” (an-Nur: 64)
Maksudnya, Allah mengetahui siapa yang jujur dan siapa yang berbohong. Kemudian Allah SWT berfirman:
“Dan (mengetahui pula) hari (manusia) dikembalikan kepadaNya,
lalu diterangkanNya kepada mereka apa yang telah mereka kerja-kan. Dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (an-Nur: 64)
End Note:
* Salah satu wilayah di dekat Madinah, jarak antara Duumatul
Jandal dengan Madinah lebih kurang lima belas hari perjalanan.
Rasulullah SAW mengangkat Sibaa' bin 'Arthafah sebagai imam sementara di
Madinah
Home
»
»Unlabelled
» Perang Duumatul Jandal (Rabi'ul Awwal 5 H) & Khandaq
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment