bnu Hisyam meriwayatkan dari Asy-Sya’bi, ia berkata: “Ja’far bin Abu
Thalib RA., tiba di tempat Rasulullah SAW., pada hari penaklukan
Khaibar. Beliau mencium di antara kedua mata Ja’far bin Abu Thalib dan
mendekapnya. Beliau bersabda, ‘Aku tidak tahu karena apakah aku
berbahagia; karena penaklukan Khaibar ataukah karena kedatangan
Ja’far’.”
Ibnu Ishaq berkata, “Beberapa sahabat-sahabat Rasulullah yang
menetap di Habasyah hingga beliau mengutus Abdullah bin Umaiyyah
Adh-Dhamri kepada An-Najasyi kemudian Abdullah bin Umaiyyah Adh-Dhamri
membawa mereka pulang dengan dua kapal hingga tiba di tempat beliau yang
ketika itu berada di Khaibar setelah perdamaian Hudaibiyah adalah
sebagai berikut:
- Dari Bani Hasyim bin Abdu Manaf adalah Ja’far bin Abu Thalib
be-serta istrinya, Asma’ binti Umais Al-Khats’amiyyah, dan anaknya,
Abdullah bin Ja’far. Asma’ binti Umais melahirkan Abdullah bin Ja’far di
Habasyah.
- Dari Bani Abdu Syamsi bin Abdu Manaf adalah sebagai berikut:
1. Khalid bin Sa’id bin Umaiyyah bin Abdu Syams beserta istri-nya,
Aminah binti Khalaf bin As’ad, dan kedua anaknya, Sa’id bin Khalid dan
Amah binti Khalid. Umainah melahirkan kedua-nya di Habasyah.
2. Saudara Khalid, Amr bin Sa’id bin Al-Ash.
3. Mu'aiqib bin Abi Fathimah
4. Bendahara Umar bin Al-Khatthab pada masa kekhalifahan beliau.
5. Abu Musa Al-Asy'ari
- Dari bani Asad Abdul 'Uzza: Al-Aswad bin Naufal bin Khuwailid.
- Dari Bani Abdid Daar bin Qushay: Jahk bin Qeis.
- Dari Bani Zuhrah bin Kilab: 'Amir bin Abi Waqqash dan Utbah bin Mas'ud.
- Dari Bani Tamim bin Mur: Al-Harits bin Khalid bin Shahr.
- Dari Bani Jumh bin Amru: Utsman bin Rabi'ah bin Ahban.
- Dari Bani Sahm bin Amru: Mahmiyah bin Al-Jaz'i.
- Dari Bani 'Adiy bin Ka'ab: Ma'mar bin Abdillah bin Nadhlah.
- Dari Bani 'Amir bin Luay: Abu Hathib bin Amru dan Malik bin Rabi'ah.
- Dari Bani al-Harits bin Fahr bin Malik: Al-Harits bin Abdi Qeis bin Laqiith.
Dan di dalam kedua kapal itu dimuat pula beberapa orang istri kaum
muslimin yang meninggal di sana. Mereka itulah kaum muslimin yang
dikirim oleh An-Najasyi bersama Umayyah adh-Dhamri. Mereka yang
menghadap kepada Rasulullah berjumlah enam belas orang. Dan keselu-ruhan
mereka yang tertinggal pada perang Badar dan tidak datang kepada
Rasulullah di Mekkah dan yang datang setelahnya, serta yang tidak turut
dikirim oleh An-Najasyi berjumlah tiga puluh empat orang.
Pelaksanaan Umrah yang Tertunda Pada Bulan Dzulqa’dah Tahun Tujuh Hijriyah
Setibanya dari Khaibar, Rasulullah menetap di Madinah selama bulan
Rabi'ul Awal , Rabi'ul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab,
Sya'ban, Ramadhan dan Syawal. Selama rentang waktu tersebut beliau hanya
mengirim pasukan-pasukan kecil.
“Pada bulan Dzulqa’dah tahun ketujuh Hijriyah, Rasulullah keluar
dari Madinah untuk menunaikan umrah yang tidak bisa beliau tunaikan pada
tahun sebelumnya”.
“Rasulullah berangkat ke Makkah bersama para sahabat yang ikut umrah
yang gagal dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Ketika orang-orang
Quraisy mendengar keberangkatan Rasulullah ke Makkah, mereka menghindari
pertemuan dengan beliau. Orang-orang Quraisy berbicara sesama mereka
bahwa Rasulullah SAW., dan para sahabat berada dalam kesu-litan,
kelaparan, dan penderitaan.”
Ibnu Abbas RA., berkata, “Orang-orang Quraisy berbaris di Daar
An-Nadwah untuk melihat Rasulullah dan para sahabat. Ketika beliau dan
para sahabat memasuki Masjidil Haram, beliau melakukan al-idhthi-ba’
(menyelipkan kain ihram di ketiak kanan dan menyelempangkannya pada bahu
kiri, sehingga tampaklah salah satu dari ketiaknya.), kemudian
bersabda, ‘Semoga Allah merahmati orang yang mem-perlihatkan kekuatannya
kepada orang-orang Quraisy’. Rasulullah me-nyentuh rukun, berlari-lari
kecil bersama para sahabat hingga Baitullah tertutup oleh mereka,
menyentuh Rukun Yamani, berjalan hingga me-nyentuh rukun Aswad,
berlari-lari kecil sebanyak tiga kali thawaf, dan berjalan di sisa
thawaf.
Ibnu Abbas RA., berkata, “Dalam perjalanan umrah tersebut,
Rasulullah SAW., menikah dengan Maimunah binti al-Harits dan orang yang
me-nikahkan beliau dengannya adalah al-Abbas bin Abdul Muththalib”.
Rasulullah menetap di Makkah selama tiga hari. Pada hari ketiga,
beliau didatangi Huwaithib bin Abdul Uzza bin Abu Qais bin Abdu Wuss bin
Nashr bin Malik bin Hisl yang ditugaskan orang-orang Quraisy untuk
mengusir beliau bersama beberapa orang Quraisy. Mereka berkata kepa-da
Rasulullah, ‘Masa tinggalmu di Makkah telah habis, oleh karena itu,
silakan engkau pergi’.
Rasulullah bersabda, ‘Bagaimana kalau kalian membiarkanku
me-ngadakan resepsi pernikahan di tengah-tengah kalian dan aku buatkan
jamuan makanan untuk kalian kemudian kalian menghadirinya?’ Orang-orang
Quraisy berkata, ‘Kami tidak memerlukan makananmu. Silakan engkau pergi
dari Makkah’.
Rasulullah pun meninggalkan Makkah. Beliau menugaskan Abu Rafi’,
mantan budak beliau, untuk menjaga Maimunah binti al-Harits, kemudian
Abu Rafi’, bersama Maimunah binti Al-Harits menyusul beliau di Sarif
(nama tempat dekat dengan Tan'im) dan di sanalah resepsi pernikahan
beliau dengan Maimunah binti al-Harits diselenggarakan. Kemudian
Rasulullah pulang ke Madi-nah”.
Ibnu Hisyam berkata, Abu Ubaidah berkata kepadaku bahwa Allah SWT., menurunkan ayat berikut kepada Rasulullah SAW.,
“Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada RasulNya tentang
kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguh-nya kalian
pasti memasuki Masjidil haram, insya Allah dalam ke-adaan aman, dengan
mencukur rambut kepada dan menggunting-nya, sedang kalian tidak merasa
takut, maka Allah mengetahui apa yang tidak kalian ketahui dan Dia
memberikan sebelum itu keme-nangan yang dekat”. (Al-Fath: 27)
Yang dimaksud dengan kemenangan yang dekat ialah penaklukan Khaibar.
Home
»
»Unlabelled
» Kedatangan Ja'far Bin abu tholib dari Habasyah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment